Sebuah Catatan Pinggiran
Dua hari yg lalu, Sabtu 6 Desember 2025, kita kedatangan tamu. Club tenis IFIT, Indonesian Fun In Tennis, perkumpulan penggemar tenis diaspora di Singapore.
Ini adalah kunjungan balasan, 2 thn lalu kita berkunjung kesana dan dijamu di rumah dinas Wadubes RI, suami Bu Ira. Senior yg memimpin waktu itu Mas Pungky, sy ingat betul karena kemurahan beliaulah perjalanan kita jd lancar 😊, sayang event kemarin beliau ngga bs hadir.
Rombongan IFIT dikomandani oleh Pak Eko dan Bu Ira. Nggak tanggung2, mereka datang dengan squad jumbo, dalam arti jumlahnya banyak (25 orang) serta pemain2 tenis top. Sebut saja Pak Marco Sitepu, Randell Sitepu, Michael dan juga Arthur Maruli. Yg terakhir adalah jagoan ITB ketika masih kuliah.
Untuk melayani tamu, kita pun membuka pendaftaran, dan setidaknya jumlah yg sama dari kita kemarin hadir. Ada pak WG (Wawan Gunawan, bukan Wulan Guritno), mas Sugembong, Bang Tigor, Mas Holil, Mas Indra, Bang Purba, Mas Yusuf Efendi, Mas Adi Lelono dan Bang Udin sebagai Komandan Tim PTG. Yg lain nggak sy sebutin, karena lbh muda dari penulis 😊.

Sebenarnya sy datang cukup pagi, kurang dari jam 7, tapi rupanya tamu sdh tiba jam 6.30, semangat sekali mereka. Tiba di lapangan suasana sdh meriah. Hiruk pikuk, saling sapa, canda tawa, seperti bertemunya rombongan keluarga yg lama terpisah, keluarga tenis. Hampir tdk terlihat wajah murung ketika itu, kecuali tukang jaga parkir GTM yg duduk termenung, mungkin belum sarapan dia.
Untuk dapat melayani tamu dgn baik, Bang Udin siapkan 4 lapangan GTM dari jam 6 sd jam 13.

Perhelatan belum dibuka, tapi para pemaiin baik dr tuan rumah maupun tamu sdh nggak sabar. Pak Eko, Bang Udin, Purba dan Anto langsung atur partai perdana. Mungkin krn suasana pagi yg sejuk dan lapangan yg nyaman shg pemain nggak kuat menahan hasrat.. utk bermain. Sy berbincang dgn tamu2 yg lain. Mereka menanyakan cerita awal GTM, dan tak henti nya mengagumi kita PTG IA ITB yg berhasil memiliki homebase. Sebuah mimpi selama 2-3 tahun sebelumnya yg akhirnya menjadi nyata.
Jam 8.00 break utk agenda smabutan resmi. Pak Eko menyampaikan berdirinya IFIT ternyata sdh 20 tahun yg lalu, saat itu inisiatornya adalah Pak Eko dan Mas Sanny. Sy mewakili sambutan PTG, cukup singkat saja meskipun banyak diprotes temen2 katanya kelamaan, maklum biasa ngasih tausiah 😊…
Kemeriahan terus berlanjut. Partai demi partai pertandingan terus berjalan, hampir tdk ada drama kesedihan, semuanya drama kegembiraan, alhamdulillah. Kalah dan menang gembira, dgn kadar dan jenisnya masing2 😊..
Sambil menonton dan menunggu giliran main, sy iseng2 nyanyi 2 lagu (eh lebih kayaknya), utk memeriahkan suasana dan mancing yg lain ikut nyanyi. Pancingan berhasil, akhirnya banyak yg urun suara. Mas Sugembong yg biasanya minder, kemarin berani pegang mic dan nyanyi. Mas Didi Y yg kukira pendiam ternyata penyanyi karaoke. Pak WG dgn suara bass nya yg memukau, Purba dgn lagu Batak nya nan mendayu, sangat memeriahkan suasana. Duet Anto/Purba jg nggak hanya menggoyang lapangan tenis, tp jg menggoyang tubuh para pemain mengikuti suara duet mereka berdua.
Sementara pertandingan di lapangan tdk kalah seru. Hasil kalah dan menang tuan rumah dan tamu saling susul menyusul.










Akhir pertandingan ditandai dengan kenangan 100% Arfan yg ternyata sohib dekatnya Pak Eko, dan dengan kemenangan akhir Tim Tamu IFIT dengan score akhir 20-18, luar biasa 38 partai. Mengikuti sunnah utk menghormati tamu, kata Bang Udin.. 😊🎾🇮🇩
Catatan penutup penting bagi sy, ganda campuran TK87/TK88 (Gusmar/Rina) kemarin berhasil menang, tim jurusan lain perlu waspada.. 😊
Suasana kemarin memang seperti tdk mau berakhir, tetapi akhir adalah sebuah keniscayaan. Yg penting kt dapat mengakhiri semua kegembiraan dgn senyum, sembari kembali ke rumah dan tempat masing2. Salam sehat, salam persaudaraan utk sahabat dan saudaraku IFIT, semoga lain waktu dapat bertemu kembali, dengan kegembiraan dan kebahagian, dgn warna yg berbeda, aamiin YRA 🎾🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Penulis,
Gusmar




